>

Sabtu, 29 Oktober 2011

KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

Konferensi Meja Bundar(KMB) adalah salah satu pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949.Ketua KMB adalah Perdana Menteri Belanda, Willem Drees. Delegasi RI dipimpin oleh Drs Moh. Hatta, BFO di bawah pimpinan Sultan Hamid 2 dari Pontianak, dan delegasi Belanda dipimpin Van Maarseveen sedangkan dari UNCI sebagai mediator dipimpin oleh Chritchley.
Latar Belakang Di adakan Konfersi Meja Bundar(KMB) adalah Usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen, dan Konferensi Meja Bundar.
Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah:
1.                                 Serahterima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat(RIS), kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serahterima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
2.                               Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai kepala Negara.
3.                               Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan TNI sebagai intinya.
4.                              Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat

Dari Hasil KMB bahwa pada akhir bulan Desember 1949 Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda. Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakanlah penandatanganan pengakuan kedaulatan di negeri Belanda. Pihak Belanda ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. AM. J.A Sassen. Sedangkan delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh. Hatta. Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda maka Indonesia berubah bentuk menjadi serikat yakni Republik Indonesia Serikat(RIS), dan dalam Pemerintahan di lantiknya Ir. Seokarno sebagai Presiden dengan Drs. Moh. Hatta. sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet Republik Indonesia Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar