>

Sabtu, 28 April 2018

Masih Mau Makan 'Gandum'?




  

   Produk mie instan adalah salah satu makanan cepat saji saat ini sudah tak asing bagi lidah masyarakat Indonesia, terutama mungkin sobat-sobat kosan yang sedang kelaparan.

     Kebutuhan mie instan di Indonesia terus melonjak naik. Berdasarkan data yang dihimpun World Instant Noodles Association (WINA), total konsumsi mie instan di Indonesia diperkirakan mencapai 14,8 miliar bungkus pada 2016. Angka ini meningkat dari konsumsi tahun sebelumnya, yakni 13,2 miliar bungkus. Selain itu, pada 2017 diproyeksikan akan kembali mengalami peningkatan hingga 16 miliar bungkus. 

       Namun tahukkah sobat, dengan mengkonsumsi mie instan, sobat telah membebani negara hingga mencapai 50 triliyun karena impor, pada tahun 2013 (Detik.com). Sebab, perlu sobat ketahui, bahan dari mie instan adalah tepung terigu, yang berasal dari tanaman gandum. Tanaman gandum adalah tanaman yang sangat sulit dibudidayakan di Indonesia karena kurangnya riset dan tanaman Gandum termasuk tanaman subtropis (Kompas.com).

     Fakta mengejutkan sob! tahun 2016 negara kita adalah negara IMPORTIR gandum kedua terbesar setelah Mesir (Tirto.id), dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan. Data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, impor gandum sepanjang 2017 mencapai 11,4 juta ton. Volumenya meningkat 9% dibandingkan dengan realisasi 2016 yang sebesar 10,53 juta ton.

     Fakta lain yang menarik untuk perlu sobat ketahui, negara kita mengimpor gandum tertinggi dari negara ‘tetangga’ yaitu Australia. Menurut Data (BPS) 2016, Negara kita tercinta, Indonesia, telah mengimpor gandum dari Australia (3,5 juta ton), Ukraina (2,5 juta ton), lainnya (1,8 juta ton), Kanada (1,7 juta ton), dan Amerika Serikat (938,7 ribu ton).

     Selain dari mie instan, konsumsi gandum yang terus melonjak di Indonesia juga dari makanan lain, terutama ‘cemilan’ yang sobat sering makan menemani laprak dan ujian. Menurut Cookpad.com, sejumlah 157.107 jenis makanan yang dikonsumsi, berasal dari tepung terigu diantaranya mie instant, bakery, jajanan pasar hingga penjual gorengan.

     Menurut Prof. Dwi Andreas Santosa (Dosen ITSL IPB), Maraknya iklan di TV membuat pola konsumsi masyarakat bergeser ke gandum. Sehingga, tepung terigu yang terbuat dari singkong tersisihkan Hampir 100 persen. Selain itu, konsumsi pangan pokok kita (sekarang) hanya dua yaitu beras dan gandum, lainnya hilang dengan sendirinya. (rilis.id)

    Dari fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang berbahan tepung terigu, kita hanya terus menambah beban dan Hutang negara melalui impor gandum. 

      Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda pertanian yang bertanggung jawab atas ketahanan dan swasembada pangan nasional perlu melakukan diversifikasi terhadap pangan yang kita konsumsi. Jangan sampai kita terus membebani negara dengan mengkonsumsi pangan yang tidak dapat diproduksi oleh negara kita sendiri. Belajarlah sob, makan makanan yang lain tanpa tepung terigu, seperti yang berbahan kentang, umbi, singkong, sukun, dsb. agar membantu meringankan konsumsi negara ini. Kalau bukan kita sebagai generasi muda siapa lagi? Kalau bukan dibiasakan dari sekarang kapan lagi?

Sekian.
Terima kasih.

1 komentar:

  1. Donaco Poker Online Terbaik


    DonacoPoker adalah salah satu situs Judi Poker Online yang paling baik. Karena kami melayani member-member kami sepenuh hati dan online selama 24jam. Jika anda merasa kurang baik dengan situs lama anda maka saatnya bergabung ke DonacoPoker bosku.
    Hubungi kami di :
    WHATSAPP : +6281333555662
    Atau bisa langsung ke Livichat kami di donacopkr(titik)com

    >>>DAFTAR<<<

    Situs Judi Online

    BalasHapus