Produk mie instan adalah
salah satu makanan cepat saji saat ini sudah tak asing bagi lidah masyarakat
Indonesia, terutama mungkin sobat-sobat kosan yang sedang kelaparan.
Kebutuhan mie instan di Indonesia terus melonjak naik.
Berdasarkan data yang
dihimpun World Instant Noodles Association (WINA), total konsumsi mie instan di
Indonesia diperkirakan mencapai 14,8 miliar bungkus pada 2016. Angka ini
meningkat dari konsumsi tahun sebelumnya, yakni 13,2 miliar bungkus. Selain
itu, pada 2017 diproyeksikan akan kembali mengalami peningkatan hingga 16
miliar bungkus.
Namun tahukkah sobat,
dengan mengkonsumsi mie instan, sobat telah membebani negara hingga mencapai 50
triliyun karena impor, pada tahun 2013 (Detik.com). Sebab, perlu sobat
ketahui, bahan dari mie instan adalah tepung terigu, yang berasal dari tanaman
gandum. Tanaman gandum adalah tanaman yang sangat sulit dibudidayakan di
Indonesia karena kurangnya riset dan tanaman Gandum termasuk tanaman
subtropis (Kompas.com).
Fakta mengejutkan sob! tahun 2016 negara kita adalah negara IMPORTIR gandum
kedua terbesar setelah Mesir (Tirto.id), dan pada tahun 2017 mengalami
peningkatan. Data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, impor
gandum sepanjang 2017 mencapai 11,4 juta ton. Volumenya meningkat 9%
dibandingkan dengan realisasi 2016 yang sebesar 10,53 juta ton.
Fakta lain yang menarik untuk perlu sobat ketahui, negara kita mengimpor
gandum tertinggi dari negara ‘tetangga’ yaitu Australia. Menurut Data (BPS)
2016, Negara kita tercinta, Indonesia, telah mengimpor gandum dari Australia
(3,5 juta ton), Ukraina (2,5 juta ton), lainnya (1,8 juta ton), Kanada (1,7
juta ton), dan Amerika Serikat (938,7 ribu ton).
Selain
dari mie instan, konsumsi gandum yang terus melonjak di Indonesia juga dari
makanan lain, terutama ‘cemilan’ yang sobat sering makan menemani laprak dan
ujian. Menurut Cookpad.com, sejumlah 157.107 jenis makanan yang
dikonsumsi, berasal dari tepung terigu diantaranya mie instant, bakery, jajanan
pasar hingga penjual gorengan.
Menurut
Prof. Dwi Andreas Santosa (Dosen ITSL IPB), Maraknya iklan di TV membuat
pola konsumsi masyarakat bergeser ke gandum. Sehingga, tepung terigu yang
terbuat dari singkong tersisihkan Hampir 100 persen. Selain itu, konsumsi
pangan pokok kita (sekarang) hanya dua yaitu beras dan gandum, lainnya hilang
dengan sendirinya. (rilis.id)
Dari
fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang
berbahan tepung terigu, kita hanya terus menambah beban dan Hutang negara
melalui impor gandum.
Oleh
karena itu, kita sebagai generasi muda pertanian yang bertanggung jawab atas
ketahanan dan swasembada pangan nasional perlu melakukan diversifikasi terhadap
pangan yang kita konsumsi. Jangan sampai kita terus membebani negara dengan mengkonsumsi
pangan yang tidak dapat diproduksi oleh negara kita sendiri. Belajarlah sob,
makan makanan yang lain tanpa tepung terigu, seperti yang berbahan kentang,
umbi, singkong, sukun, dsb. agar membantu meringankan konsumsi negara ini.
Kalau bukan kita sebagai generasi muda siapa lagi? Kalau bukan dibiasakan dari
sekarang kapan lagi?
Sekian.
Terima kasih.
Terima kasih.
Donaco Poker Online Terbaik
BalasHapusDonacoPoker adalah salah satu situs Judi Poker Online yang paling baik. Karena kami melayani member-member kami sepenuh hati dan online selama 24jam. Jika anda merasa kurang baik dengan situs lama anda maka saatnya bergabung ke DonacoPoker bosku.
Hubungi kami di :
WHATSAPP : +6281333555662
Atau bisa langsung ke Livichat kami di donacopkr(titik)com
>>>DAFTAR<<<
Situs Judi Online